Aksi phising alias
upaya pencurian informasi sensitif
yang menyasar nasabah bank sudah
berulang kali terjadi. Berikut adala
empat kiat yang bisa dijadikan
pegangan nasabah agar tak
terperdaya dengan aksi tipu-tipu ini.
1. Cek Asal Usul Email
Modus yang biasa dilancarkan
penjahat cyber adalah dengan
mengirimkan email pancingan ke
sejumlah orang. Isi surat elektronik
tersebut biasanya meminta si calon
korban untuk mengunjungi situs
tertentu, untuk kemudian melakukan
registrasi ulang (memasukkan
username dan password e-banking
nasabah).
Nah, bagi nasabah jangan lantas
percaya jika mendapat email dengan
model seperti ini. Cek dulu asal-usul
si pengirim email, apakah
menggunakan domain email resmi
dari suatu bank tertentu atau tidak.
Sebab, jika mereka memakai domain
email tak jelas, sudah tak usah
dipercaya email tersebut. Meskipun
di akhir email mereka mengaku-
ngaku dari bank yang bersangkutan.
2. Tak Cukup Lewat Email
Melakukan registrasi ulang dengan
memasukkan username dan
password merupakan aktivitas yang
sensitif. Jadi, penyampaian informasi
terkait aktivitas ini juga tak bisa
sembarangan, cuma lewat email.
Sejumlah bank mengaku jika
menginginkan para nasabahnya
melakukan registrasi ulang, mereka
biasanya tak cuma memberi kabar
lewat email. Namun juga melalui
sarana yang lebih personal, yakni
dihubungi secara langsung. Ada juga
yang menggunakan surat resmi,
meski dipadu-padankan dengan
email pula. Setidaknya, pihak bank
memperlakukan aktivitas ini dengan
lebih profesional.
3. Telepon Balik
Jangan ragu untuk menelpon
customer service bank yang Anda
gunakan. Lebih baik waspada,
ketimbang ragu-ragu namun malah
berujung hal buruk bagi Anda.
4. Membedakan Situs Asli atau Palsu
Situs lembaga keuangan yang
digunakan untuk login biasanya
memiliki sistem keamanan yang
lebih ketat. Pertama, lihat alamat
situsnya. Situs login harusnya
menggunakan awalan 'https' bukan
'http'. Https merupakan merupakan
versi aman dari http.
Akhiran 's' pada 'http' tersebut
menandakan bahwa situs tersebut
benar-benar telah 'secure', karena
dilindungi oleh teknologi enkripsi data
berupa Verisign SSL.
Di situs e-banking Bank Permata
yang aspal, tercantum pula logo
'Verisign Security Site'. Bagi orang
awam, tentu sulit membedakannya.
Yang dapat menjadi salah patokan
kesahihan sebuah situs e-banking
yaitu URL yang tertulis adalah
'https'.
Kemudian di bagian kanan bawah
browser (untuk Firefox) ada gambar
gembok yang terkunci. Sementara
untuk Internet Explorer (IE), gembok
warna kuning ini ada di isian URL.
Demikian empat kiat singkat
detikINET untuk membantu pembaca
dalam menangkal aktivitas phising
yang mengancam. Meski terkesan
simple namun dampak yang akan
diberikan oleh ketidakwaspadaan ini
akan berakibat fatal.
Jika korban tanpa sadar mengisi
username dan password pada situs
aspal tersebut, maka dapat
dipastikan bahwa data-data personal
tersebut, termasuk catatan aktifitas
e-banking-nya, akan dapat diketahui
oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab.
detikInet/detikcom