Pertumbuhan lembaga keuangan mikro
syariah (LKMS) di Indonesia makin
menunjukkan tren kemajuan yang
signifikan. Dengan sasaran utama para
pelaku usaha mikro dan super mikro yang
umumnya berada di pedesaan, LKMS
menjelma menjadi penggerak ekonomi
rakyat kecil yang tangguh.
Sampai saat ini, sudah terdapat sekitar
tiga juta nasabah mikro yang memperoleh
pembiayaan dari LKMS atau Baitul Mal wa
Tamwil (BMT). Aset yang dikelola LKMS/
BMT pun sudah menyentuh angka Rp 3
triliun.
Ketua Umum BMT Center, salah satu
organisasi nasional yang memayungi BMT/
LKMS, Jularso, menjelaskan, saat ini
sudah ada sekitar 4.000 LKMS/BMT yang
tersebar di seluruh Indonesia.
“Umumnya berbadan hukum koperasi jasa
keuangan syariah (KJKS) atau koperasi
simpan pinjam syariah (KSPS),” kata
Jularso, di Jakarta, Selasa (19/10).
Jularso melanjutkan, tren pertumbuhan
BMT/LKMS bisa tercermin dari kondisi
organisasinya. Pada tahun 2005 lalu saat
BMT Center berdiri, anggota yang
bergabung baru 96 unit BMT dengan aset
sekitar Rp 364 miliar. Aset para anggota
BMT Center terus tumbuh seiring waktu
dan perkembangan serta perluasan
jaringan.
Pada tahun 2006, lanjut Jularso, aset
anggota BMT Center menjadi Rp 458
miliar. Tahun berikutnya, aset anggota
meningkat lagi menjadi Rp 695 miliar.
Kemudian berturut-turut pada tahun
2008 dan 2009 aset para anggota BMT
Center berkembang menjadi Rp 1 triliun
dan Rp 1,6 triliun. “Sekarang aset anggota
BMT Center sudah sekitar separuh atau
50 persen dari total aset seluruh BMT
yang ada di Indonesia,” katanya.
Dikatakan, terus meningkatnya aset BMT/
LKMS membuktikan jika lembaga
tersebut mampu menunjukkan diri
sebagai lembaga yang andal terkait
menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat “Bahkan terbilang luar biasa
karena mayoritas anggota dan
nasabahnya adalah pelaku usaha berskala
mikro yang selama ini tidak
diperhitungkan oleh perbankan sebagai
sumber dana,” papar Jularso.
Guna terus meningkatkan kinerja dan
profesionalisme pengelolaan BMT serta
penguatan konsolidasi, akhir pekan ini,
Jumat (22/10) hingga Ahad (25/10),
BMT Center akan menggelar konferensi
dan lokakarya (workshop) pimpinan
puncak BMT yang diselenggarakan di
Jakarta.
Perhelatan bertajuk BMT Summit 2010
tersebut merupakan wahana peningkatan
wawasan bisnis, ekonomi, sosial, politik,
dan pembangunan jejaring para pelaku
LKMS/BMT di Indonesia. Ketua Panitia
BMT Summit 2010, Awalil Rizki,
menerangkan, acara akan diisi oleh para
pengusaha nasional seperti Aksa Mahmud,
Haryadi Sukamdani, Sandiaga S Uno, dan
Anindya Bakrie.
Ada pula para pakar ekonomi nasional
seperti Anggito Abimanyu, Gunawan
Sumodiningrat, dan Adiwarman A Karim.
Sementara di bidang politik, BMT Summit
2010 akan menghadirkan Anies Baswedan
(Rektor Universitas Paramadina).
Narasumber lainnya, lanjut Awalil, berasal
dari kalangan praktisi keuangan mikro
syariah dan pemberdayaan masyarakat,
antara lain Eri Sudewo (pendiri Dhompet
Dhuafa Republika), Saat Suharto (CEO PT
Permodalan BMT Ventura), dan Jularso
(Ketua Umum BMT Center). “Kami
berharap dari BMT Summit 2010 nanti
bisa ada suntikan ilmu dan ide-ide baru
untuk meningkatkan potensi
pengemabngan BMT atau LKMS di
tengah-tengah masyarakat kecil,” tandas
Awalil.
Red: Krisman Purwoko
Rep: EH Ismail