Ketika Kata Cinta Tak Lagi Indah

post on:


Seorang wanita mengeluh. Ia
bercerita tentang kisah cintanya yang
berdarah-darah. Pernah suatu saat, ia
ditinggal oleh kekasihnya. Pria itu
pergi begitu saja, kabur dan menikah
dengan perempuan lain- hanya dalam
beberapa bulan- setelah putus. Gila,
sakit, dan saya bertanya, “dimana
hati nurani laki-laki seperti itu?”
Apalagi ketika, sang pria bertindak
seolah-olah tidak berbuat apa-apa.
Masalah pengkhianatan, sakit hati dan
kekecewaan hidup seringkali
menimpa siapa saja. Mirisnya,
tindakan itu datang dari orang yang
terdekat, alias orang yang selama ini
sudah kita percaya. Siapa sangka, air
susu dibalas air tuba. Setelah itu, dia
langsung pergi dan menghilang.
Masalahnya, teman wanita saya
mengalami trauma berkepanjangan.
Kasus sakit hati tidak hanya pulih
dalam waktu sekejap. Banyak yang
berpendapat, bahwa ketika kita sudah
‘putus’ artinya semua itu telah
selesai, already done! Padahal, ada
jejak-jejak yang terlupakan, yaitu,
bagaimana kelak kita nanti
membangun sebuah kepercayaan
pada orang lain, atau untuk next
relationships.
“Dia bilang sayang mbak” curhat
temenku
“Lalu?”
“Semua itu tak terdengar indah lagi
mbak! Malah saya binggung!”
Nah loh, pusing juga kalau sudah
begini, soalnya, mengembalikan
kondisi seseorang seperti sedia kala
memang tidak mudah. Apalagi seiring
dengan perkembangan waktu, ia
terus mengalami kepahitan tak
berujung. Banyak yang tidak tau,
bahwa keluar dari trauma sulitnya
bukan main.
Trauma menggeluti kehidupan
manusia, dan menghantui dalam
setiap langkah kita, ketika kita tak
berbesar hati. Banyak yang merasa
bahwa dunia ini adalah tempat yang
tak aman, tak sedikit yang
mengucilkan diri. Gilanya lagi ada
yang melakukan sesuatu yang nekat,
seperti bunuh diri.
Orang lain pun sering menjadi
sasaran. Sudah berusaha berbuat
baik, namun - selalu diartikan yang
negatif. Duh, pasti baik karena ada
maunya. Repot juga kalau sudah
begini. Pasalnya, pengalaman luka
setiap orang berbeda, itulah yang
mempengaruhi orang dalam
menerima keberadaan orang lain
dalam hidupnya.
Ketika kata cinta tak lagi terdengar
indah. Ketika kata rindu, hanyalah
membangkitkan amarah.Sedih, miris
melihatnya.
Saatnya kita mulai mengosongkan diri
dan mulai kembali belajar tentang
indahnya cinta. Yuk, bangkit dari
kubur kehidupan kita yang kelam.
Yakinlah selalu ada cinta buat kita.
Karena itu, wujudkan cinta, mulai dari
hal-hal yang terkecil, memberikan
senyuman dan berbagi kebahagiaan
pada siapa saja, tanpa pandang bulu.
Tidak usah takut, selalu ada harapan,
seperti datangnya pelangi sehabis
hujan!
Cinta untuk semua!


Oleh: Donita Gerina Tolioe pada Kompas.com

Template by Kang bagas96